Perbedaan Motor Diesel Dengan Motor Bensin
Mesin
yang saat ini banyak dipakai adalah mesin kalor atau biasa disebut
motor bakar. Motor bakar memanfaatkan energi panas untuk menghasilkan
energi mekanik. Energi panas tersebut diperoleh dari proses pembakaran
yang terjadi baik di dalam silinder maupun di luar silinder. Jika
pembakaran berlangsung di dalam silinder maka disebut Internal Combustion Engine (mesin pembakaran dalam). Sedangkan mesin dengan proses pembakarannya di luar silinder disebut External Combustion engine (mesin pembakaran luar).
Sementara kendaraan roda dua atau roda empat yang banyak ditemui di jalan umumnya menggunakan Internal combustion engine. Internal combustion engine sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis seperti motor bensin, motor diesel, motor gas, turbin gas, dan propulsi pancar gas.
Mesin
bensin adalah mesin yang bekerja dengan cara memasukan panas dari
percikan bunga api listrik dari busi pada campuran udara dan bahan bakar
yang dikompresikan. Berbeda sekali dengan kerja mesin diesel. Mesin
diesel adalah mesin yang bekerja dengan cara menginjeksikan bahan bakar
pada udara yang telah dikompresikan sehingga memiliki tekanan dan
temperature tinggi. Selain itu mesin diesel pun bekerja dalam kompresi
yang cukup tinggi, yaitu mencapai 1 : 18. Bandingkan dengan mesin bensin
yang hanya mencapai 1 : 8. Perbedaan – perbedaan ini sangat signifikan.
Akibatnya perawatan dan penanganannya berbeda sekali. Kadang-kadang
orang dengan salah kaprah menyamakan begitu saja perawatan diantara
kedua jenis mesin tersebut.
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang. Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering. (wikipedia)
Cara Kerja Mesin Diesel
Pada
prinsipnya kerja mesin diesel memiliki empat langkah piston (4-stroke
atau di pasaran dikenal dengan 4-tak) sepeti halnya mesin bensin. Yaitu
udara murni dihisap ke dalam silinder melalui saluran masuk (intake manifold) lalu dikompresikan
oleh piston. Sehingga tekanan dan termperaturnya naik. Pada akhir
langkah kompresi bahan bakar mesin diesel di-injeksikan ke dalam
silinder melalui nozzle dalam tekanan tinggi. Proses ini mengakibatkan
terjadinya penyalaan dalam ruang bakar dan menghasilkan ledakan yang
akan mendorong piston. Gerak translasi piston yang dihasilkan oleh
ledakan tadi adalah sebuah usaha/gaya yang akan diteruskan ke
poros engkol untuk dirubah menjadi gerak rotasi. Gerak rotasi poros
engkol yang terhubung dengan fly wheel mengakibatkan piston terdorong
kembali untuk menekan gas sisa pembakaran ke luar silinder melalui
saluran buang (exhaust manifold).
Mesin
diesel sulit beroperasi pada saat silinder dingin. Untuk membantu mesin
melakukan gerak mula pada saat silinder dingin beberapa mesin
menggunakan busi pemanas (glow plug) untuk memanaskan silinder sebelum
penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas “resistive grid” dalam
“intake manifold” untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai
suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam
silinder dengan efektif memanaskan mesin. Busi pemanas ini tidak
digunakan pada mesin diesel jenis direct injenction.
Komponen-komponen
yang ada dan bekerja dalam mesin diproduksi dengan dengan sangat
teliti. Sementara komponen-komponen tesebut bekerja dalam mesin dengan
temperatur kerja mesin yang mencapai lebih dari 800 C dan beban kerja dalam ruang silinder yang mencapai temperature 3000 sampai 5000 C pada tekanan 2492 kPa (30 Kgf/cm2). (Training Manual, M-STEP 2: Gasoline Engine, Kramayudha Tiga Berlian)
Teknologi internnal combustion chamber,
seperti yang ditulis pada harian republika edisi 16 juli 1993, sebagai
teknologi lawas yang dianggap para ilmuwan sebagai lompatan terbesar
dalam teknologi otomotif yang sampai saat ini belum tergantikan
memerlukan perhatian dan perlakuan yang baik.
Beban
kompresi yang tinggi, konstruksi yang besar, dan momen puntir yang
dihasilkan cukup besar, menghasilkan pula rendemen panas yang tinggi.
Maka akan menjadi pertanda buruk jika banyak energi panas yang terbuang
ketika mesin bekerja. Perlu Untuk mengatasinya adalah dengan
mengoptimalkan kemampuan komponen-komponen pendukung yang bekerja dalam
mesin agar tetap dalam kondisi prima sesuai dengan spesifikasi. Sehingga
tidak banyak energi panas yang terbuang percuma.
Keunggulan dan kelemahan
Antara
mesin diesel dan mesin bensin memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Salah satu yang biasanya dirasakan adalah mesin bensin
lebih responsif dibandingkan diesel. Sementara mesin diesel memiliki
output momen (torsi) yang lebih baik daripada mesin bensin pada putaran
yang sama. Dilihat dari konstruksinya, mesin diesel lebih besar dan
berat daripada mesin bensin pada spesifikasi tenaga yang sama.
Air
fuel Ratio (AFR) atau rasio udara dan bahan bakar mesin diesel berlebih
dibandingkan mesin bensin. AFR mesin diesel mencapai 1 : 16 sampai
dengan 160. Artinya satu bagian bahan bakar membutuhkan 16 s/d 160
bagian udara untuk melayani proses pembakaran di dalam silinder. Hal
lain yang berhubungan erat dengan AFR adalah emisi gas buang yang
dihasilkan. Dilihat dari sisi emisi gas buang, gas NOx yang dihasilkan
dari pembakaran mesin diesel mengandung kelebihan oksigen karena mesin
diesel dioperasikan dengan AFR yang lebih kurus dari AFR secara teoritis yang mencapai 1 : 14,7. Normalnya
konsentrasi oksigen di gas buang adalah 1 – 2 %. Tingginya konsentrasi
oksigen di gas buang akan menyebabkan tingginya konsentrasi senyawa NOx. Senyawa
NOx ini sangat tidak stabil dan bila terlepas ke udara bebas, akan
berikatan dengan oksigen untuk membentuk Nitrat oksida (NO2). Inilah
yang amat berbahaya karena senyawa ini amat beracun dan bila terkena air
akan membentuk asam nitrat. Keuntungan lain dari AFR yang kurus pada
mesin diesel adalah rendahnya kandungan Karbon monoksida (CO) dan
Hidrokarbon (HC) pada gas buang.
Konstruksi
mesin diesel yang lebih berat dan besar dibandingkan mesin bensin,
selain memakan tempat pada kompartement mesin, juga mengakibatkan
putaran maksimum yang rendah. Yaitu hanya mencapai kurang lebih 5000
Rpm. Dan berimplikasi pada out put maksimum yang rendah pula.
Meskipun
tekanan maksimumnya lebih tinggi dari mesin bensin, yaitu bisa mencapai
5,8 sampai dengan 8,8 kpa (60 – 90 kgf/cm2), tidak mampu mendongkrak
out put maksimum dari mesin diesel. Karena tingginya tekanan tersebut
dikarenakan perbandingan kompresi yang tinggi. Perbandingan kompresi
mesin diesel bisa mencapai 1 : 15 s/d 23. nilai perbandingan kompresi
diperoleh dari jumlah volume langkah ditambah volume kompresi
dibandingkan dengan volume kompresi. Tingginya perbandingan kompresi
tersebut dalam mesin diesel sangat dibutuhkan untuk memperoleh tekanan
dan temperatur yang tinggi dari udara yang masuk ke dalam silinder.
Sementara di mesin bensin tidak diperlukan kompresi setinggi itu untuk
menghasilkan pembakaran. Karena pembakaranya dilakukan oleh percikan api
dari busi.
Sebelumnya
banyak orang beranggapan bahwa mesin diesel itu kotor, kasar dan
lambat. Maka, mesin diesel diidentikan dengan truk, kendaraan berat,
traktor dan yang lainnya. Tapi, seiring dengan perkembangan teknologi
otomotif anggapan harus dihilangkan. Penyempurnaan pembakaraan dan
teknologi catalyc converter berhasil membersihkan gas buang.
Audi R40 telah membuktikan ketahanan mesin diesel dengan menjuarai lomba
ketahanan mesin 24 jam di Le Mans 2006. Dan yang menarik dari mesn
diesel adalah mesin diesel dikenal hemat dalam hal konsumsi bahan bakar
dan memiliki torsi yang besar. Menurut pabrikan mobil PSA, teknologi
diesel terbaru bisa mencapai efesiensi bahan bakar sebesar 20 %
dibandingkan teknologi tahun 1980-an dengan peningkatan tenaga dua kali
lipat. Kendaraan dengan mesin diesel terbaru bisa mencapai jarak 100 km
hanya dengan 3 liter bahan bakar.
Pada
masa mendatang mesin diesel akan semakin efesien dengan dikembangkannya
bahan bakar biodiesel. Ini berarti akan membantu mengurangi
ketergantungan kepada bahan bakar fosil yang cadangannya terbatas dan
tidak bisa tergantikan. Peralihan ke mesin diesel akan membantu
pemeliharaan lingkungan dan penghematan devisa yang pada tahun 2007
ditargetkan pemerintah sebesar 25 miliar rupiah pertahun melalui
penggunaan biodiesel.
Sumber : Training Manual, M-STEP 2. Kramayudha Tiga Berlian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar